Dipercayakan untuk mengelola sebuah web pemerintah yang menyajikan berbagai informasi tentang kegiatan-kegiatan Pemerintah Aceh (daerah) dan juga berita-berita nasional, menuntut aku untuk terus memantau berbagai berita dari berbagai media baik yang online maupun media cetak. Dalam mengelola content juga melibatkan para wartawan sebagai ujung tombak dalam penyediaan content, khususnya untuk content local (berita-berita local).
Membaca sebuah berita dari media online kompas.com, membuat aku tertarik untuk mengulasnya kembali dalam blog ini. Berita yang ber-title-kan “Peresmian Suramadu Diajukan 10 Juni” membuat aku berimajinasi “andaikan hal itu juga bisa dibangun untuk menghubungkan 2 pulau besar di Indonesia, Jawa – Sumatera” tentunya jalur transportasi darat akan lebih menjadi prioritas masyarakat antara 2 dataran dan juga mampu menekan biaya trasportasi. Ternyata hal itu bukan hanya imajinasi sesaat aku, tetapi memang telah menjadi master plan dari program pemerintah sendiri.
Minggu pagi, aku dibangunkan dengan riuhnya suasana diluar rumah. Bangun dari tidur aku langsung melihat keluar, ya..sekedar memastikan apa yang sedang terjadi. Ternyata di luar keliatan beberapa warga bersama puluhan anjing peliharaan mereka menyusuri jalan depan rumah. Diantara warga tersebut ada yang membawa tombak dan parang, hm…sejenak aku berfikir “ada apa ini, kok rame orang-orang yang membawa anjing dan membawa senjata tajam?”.
Ketika membaca sebuah ulasan dari Harian Aceh membuat penulis tertarik. Opini yang berjudul “kenapa harus ke Malaysia..?” memang sangat menarik untuk di kupas pada postingan kali ini. Sayangnya penulis tidak dapat men-cuplik tulisan tersebut ke blog ini.
Beberapa minggu yang lalu, penulis mendapat sebuah panggilan telepon, ketika penulis liat ternyata nomornya asing (bukan nomor operator Indonesia), ternyata seorang teman menelpon dari Pineng Malaysia. Dia menanyakan, dimana dia bisa menarik ATM-nya. Dia sedang membutuhkan uang untuk biaya perawatan yang kebetulan dia tidak mengatakan siapa yang sedang dibawanya ke Pineng. Memang, sebelum dia beberapa tahun lalu penulis pernah bepergian ke negeri jiran itu. Keberangkatan penulis pada saat itu untuk membawa saudara kandung berobat disana, tepat nya di Lam Wa Ee Hospital. So pasti penulis sedikit tau bagaimana keadaan disana dan bagaimana fasilitas serta pelayanan di rumah sakit itu. Jelas sekali perbedaan fasilitas antara rumah sakit di Indonesia khususnya di Aceh dengan rumah sakit Malaysia, terutama dari segi pelayanannya.